7 Kendala dan Cara Strategis untuk Mengenali Ciri-Ciri Pohon

Tugas               : Mata Kuliah Fitogeografi

Dosen               : Atus Syahbudin

Pertemuan      : X (Kamis, 26 November 2015)

Hello successful people!! I’ll present my 4th posting, and as you can see in the title above, this post will be about strategic ways to know and identify tree easily (in my way of course).

Before I start, my post will be answering this question:

“Bagaimana cara saudara mengenali 65 jenis pohon pada Sabtu dan Minggu (21 – 22 November 2015) dan sebutkan kendala yang Saudara hadapi!”

And, here are the answers that I’ve got.

Continue reading

Mahasiswa +++

 

Mahasiswa +++

Bukan Mahasiswa Rata-rata

 

Hai orang-orang keren dan anda semua calon orang sukses 🙂

Pada postingan saya yang kedua ini, saya akan mereview(?) hasil/isi dari seminar “Mahasiswa +++” <–you see this? Triple “plus”, so its not just ordinary or extra ordinary, its triple, so it will be super extra ordinary!!

Continue reading

Penerapan Cyber Campus yang Bertanggung Jawab

1432050412050Cyber campus. Istilah itu sudah sering terdengar di telinga. Saat mendengar istilah cyber campus, yang terbayang adalah dimana-mana layar elektronik, tablet atau wireless PC menjadi pegangan wajib, seketika terbayang seperti suatu teritori dengan sumber kehidupan dari barang elektronik, semua terhubung dengan internet. Em, seperti ruang kerja iron man mungkin. Em, atau seperti ruangan yang penuh dengan komputer generasi ke empat, ah, atau seperti interface yang ada di hunger games? Wah, imajinasi saya berlarian ke segala kemungkinan setelah mendengar istilah cyber campus.

Namun, sebelum berandai lebih jauh dan lebih nyeleneh, akan lebih baik jika kita mengetahui definisi dari cyber campus itu sendiri.

Cybercampus adalah salah satu sebutan bagi sebuah universitas yang mumpuni dalam pengelolaan informasi baik proses PBM (Proses Belajar Mengajar) misalnya melakukan kegiatan KRS (Kartu Rencana Studi), KHS (Kartu Hasil Studi), Perwalian, Informasi biaya kuliah, Kuliah dengan menggunakan metode hybrid di kelas dan e-learning yang merupakan proses lazim digunakan di sebuah universitas yang sudah menggunakan teknologi informasi.”

Cyber campus sendiri sudah mulai dirintis di UGM sejak tahun 1978 dan mulai dilaksanakan secara terpadu sejak tahun 2012.  Pelaksanaannya pun sudah cukup efektif dan terorganisir dengan baik. Hal itu dapat dilihat dengan adanya Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi (DSSDI) yang memberikan layanan teknologi informasi yang disediakan untuk seluruh sivitas akademika, (dosen, karyawan, mahasiswa, dan alumni). Beberapa fasilitas berbasis IT yang sangat mendukung kegiatan mahasiswa dan seluruh warga UGM adalah WiFI, repo ugm, palawa, dan banyak lagi.

Tentu sangat banyak manfaat dari pemberlakuan UGM sebagai salah satu cyber campus ini, namun semua itu tak akan terwujud tanpa adanya beberapa aspek penting, yaitu:

  1. Ketersediaan biaya untuk mendapatkan segala sarana dan prasarana IT yang dibutuhkan. Jika memang barang yang lama masih dalam keadaan bagus dan masih bisa digunakan dengan baik kenapa musti ditambah dengan barang yang baru. tentu hal itu hanya akan terlihat seperti pemborosan saja. jika terlanjur diadakan penambahan barang, barang yang kurang terpakai tersebut digunakan untuk keperluan lainnya yang lebih bermanfaat dan bernilai guna.
  2.  Ketersediaan tempat
  3. Ketersediaan tenaga ahli untuk mengolah seluruh fasilitas itu (karena semua tergabung dalam suatu server yang memerlukan pengawasan dan pengoperasian secar kontinue)
  4. Ketersediaan mekanik atau tenaga ahli yang dapat mengatasi kerusakan pada suatu alat atau prasarana.
  5. Usaha aktif untuk mensosialisasikan keberadaan sarana dan prasarana agar dapat digunakan seluruh civitas akademik

Selain kelima hal diatas, yang menyangkut ketersediaan sarana, prasarana, serta tenaga ahli, salah satu hal yang paling dibutuhkan untuk kelancaran penerapan cyber campus adalah adanya SDM yang bai, yaitu kita sebagai pengguna yang bertanggung jawab. Ya, tanggung jawab. Hal itu sangat dibutuhkan dan menjadi modal wajib dalam kesuksesan pemberlakuan sistem cyber campus.

Contohnya saja, jika para mahasiswa melakukan perbuatan “nyeleneh” dalam memanfaatkan fasilitas yang ada, seperti melakukan hacking, penyebaran info palsu, ataupun mengupload konten-konten yang tidak “patut”, hal itu tentu akan menunjukkan sisi negatif dari cyber campus, padahal asal mula dari ketidak patutan itu adalah pengguna.

Ingat, yang bisa melakukan kesalahan secara disengaja adalah “pengguna” bukan “sarana” yang merupakan benda mati J

 

Selain itu, dengan semakin majunya saran dan prasarana IT ini, pemenuhan kebutuhan akan ilmu dan informasi menjadi tak terbatas, maka kita perlu menciptakan batasan bagi diri kita masing-masing untuk melakukan filter terhadap input dari luar yang kita terima. Sebagai mahasiswa yang baik, kita sangatlah dituntut untuk dapat memanfaatkan segala sarana dan prasarana yang ada dengan sebaik dan semaksimal mungkin tanpa mengindahkan moral dan etika yang ada untuk mendapatkan hasil yang maksimal pula.

 

So, cyber campus atau kampus berbasis teknologi pasti akan menjadi hal wajib bagi seluruh kampus (mengingat pentingnya IT di era globalisasi ini) Namun untuk mencapai niatan tersebut perlu diperhatikan hal-hal kecil yang sebenarnya amat penting untuk diperhatikan. Oleh sebab itu, sikap bertanggung jawab, bijak, mengenal batas, dan menjunjung tinggi etika IPTEK adalah modal dasar kesuksesan cyber campus ini. Kesuksesanya dimulai dari kita, penggunanya J

Referensi :

http://www.kompasiana.com/akbarisation/wujudkan-kampus-berbasis-teknologi-yang-efektifitas-dan-efisiensi_5510637c813311a839bc64f4

http://tefur88.blogspot.com/2010/12/apa-itu-cyber-university.html

https://insaniaku.files.wordpress.com/2009/02/2-strategi-pembelajaran-era-digital-fajar-hardoyono.pdf