Mahasiswa +++

 

Mahasiswa +++

Bukan Mahasiswa Rata-rata

 

Hai orang-orang keren dan anda semua calon orang sukses 🙂

Pada postingan saya yang kedua ini, saya akan mereview(?) hasil/isi dari seminar “Mahasiswa +++” <–you see this? Triple “plus”, so its not just ordinary or extra ordinary, its triple, so it will be super extra ordinary!!

Seminar Mahasiswa +++ ini sendiri diadakan di Panggung Utama UGM EXPO, GSP lt.1 pada hari Rabu, 30 September 2015, yang merupakan salah satu rangkaian acara dari UGM EXPO 2015. Jujur, sebelumnya, saya sama sekali tidak tertarik dan kedatangan saya di seminar Mahasiswa +++ ini hanya sebagai tuntutan tugas semata. Tugas. Namun, in the end, saya tidak menyesal datang ke seminar ini. There’s a lot of good, fun, and usefull thingss that I got from here 🙂 dan, inilah yang ditunggu-tunggu…..

Seminar ini dibagi menjadi dua (2) sesi/termin. Sesi pertama diisi oleh tiga(3) narasumber dengan moderator Mas Kodrat. Sesi kedua juga diisi oleh tiga narasumber yang di moderatori oleh Mas Aji Candra Lestari. Keenam pembicara yang menjadi nasumber kece di seminar Mahasiswa +++ ini adalah:

Sesi/Termin 1

Moderator : Kodrat

Narasumber :

1. Atus Syahbudin, Ph.D. ( Reviewer Beasiswa LPDP, presidium PPI Jepang 2012)

Beasiswa Jadikan Mahasiswa Kaya

2. Wikan Sakarinto, Ph.D (Wakil Diretur Akademik dan Kemahasiswaan Sekelah Vokasi UGM)

Magang Mahasiswa, Membentuk Attitude Maki Siap Kerja

3. Mas Fraga Luzmi Fahmi, ST (Siswa PPM& Fast Track S2 Geologi UGM)

            Mahasiswa Santri, why not?

 

Sesi/Termin 2

Moderator : Aji Canda Lestari

Narasumber:

1. Satria Triputra Wisnumurti (Ketua Umum BEM UGM)

            Mahasiswa Happy : Kuliah vs Organisasi

2. Rehan Abdullah Salam, STP 9Owner Coklat Chokles)

            Sukses Cepat Ala Mahasiswa

3. Khoir Eko P. & Warista Nur F. (Juara Lkti Energi Terbarukan & Silver Medals Asia Young Inventors Exhibitor (AYIE) 2015

            Mahasiswa Peneliti Nasional

 

Pak Atus

Sesi pertama dibuka dengan pernyataan menarik dari Pak Atus. “Dengan beasiswa, mahasiswa menjadi kaya”. Sontak perhatian kami tertuju ke Pak Atus, terlihat bahwa bukan hanya satu dua orang saja yang tertarik, semua tertarik dengan korelasi antara “mahasiswa” (which is us), “beasiswa”, dan “kaya”. Apa hubungan dari ketiga kata super itu? Imaginasi kami mulai liar menari kesana kemari. Namun, perenungan(?) singkat kami langsung di buyarkan kembali dengan kalimat tanya yang lebih menggoda, “Benarkah mahasiswa ingin kaya?” spontan kami langsung berfikir, banyak yang menyeloteh “Iya!”, “Iya lah”, namun ada juga yang baru tersadar dari kantuk dan dapat memusatkan perhatian ke depan setelah mendengar kata “kaya”.. Kemudian Pak Atus melanjutkan dengan kalimat tanya, “Mau kerja apa?”. “Doooor!!” Semua imajinasi yang sedari tadi berterbangan tak jelas langsung stuck di satu tempat. “Iya ya, mau kerja apa…” à this is what I thought. Melihat ekspresi kami, yang jelas menyiratkan kebingungan, keputusasaan (?), Pak Atus pun melanjutkan dengan ceritanya tentang kegiatan kerja paruh waktu yang populer di Jepang dan negara-negara maju lainnya. Di Jepang, saat itu, saat Pak Atus melanjutkan studinya di sana, gaji kerja paruh waktu sebesar 70 ribu/jam. Setara dengan gaji seorang tukang bangunan selama sehari!

Faktanya, banyak kegiatan/hal bisa dilakukan selama kita menjadi mahasiswa. Hanya saja kita masih sering berkutat di tempurung kita masing-masing. Menjadi mahasiswa adalah “sebuah status yang luar biasa sekaligus jalan terjal untuk menjadi kaya”, kata Pak Atus, dan itu benar. Masalah yang kita alami sebagai maba masih jauh dari terjal. Untuk saat ini, menurut survay Pak Atus di kelas, masalah utama maba adalah “time management, money management, and friend management”. Untuk mengatasi ketiga masalah itu, kitalah “aktor” utama yang harus bertindak dan menemukan solusinya lewat proses yang akan kita lalui bersama. Selain itu, Pak Atus juga memberikan beberapa cara sebagai solusi “cerdas” dari ketiga permasalahan itu, yaitu : Jangan malas mencari info tentang beasiswa, lihat dan penuhi persyaratannya, cari beasiswa dengan jumlah setinggi-tingginya, pilih beasiswa yang sesuai dengan kebutuhan.

Fact! Saat di Jepang, Pak Atus mendapatkan gaji 17 juta/bulan (as a student ), tunjangan anak dibawah satu tahun 1,5 juta/bulan, dan anak lebih dari 1 tahun 500 ribu/bulan. “Mahasiswa beasiswa itu enak, kerjanya hanya jalan-jalan, belajar, dan digaji!”.

Gaya penjelasan sesuai pengalaman Pak atus semakin memompa semangat kami untuk benar-benar mencoba mendapatkan beasiswa. Lagipula, banyak hal yang dapat kita peroleh dari menjadi seorang mahasiswa berbeasiswa. Kaya yang diawal tadi disebut bukan hanya kaya akan uang, melainkan juga kaya akan pengalaman, networking, dan masa depan.

 

Mengakhiri sesinya, Pak Atus kembali menyampaikan beberapa quotes menarik, sebuah teori yang entah mengapa, begitu menantang.

 

“Terapkan cause and effect! Seberapa penting kehadiranmu di suatu tempat. Apa perubahan yang kamu lakukan saat datang, apa yang akan kamu lakukan, dan apa hasilnya.”

 

Itulah yang disampaikan Pak Atus, penuh dengan kalimat penggerak dan pemantik semangat dan membuat kita semakin tertarik untuk menjadi Mahasiswa +++, mahasiswa “kaya”.

 

Pak Wikan

Pak Wikan adalah orang yang pembawaannya santai, begitupun saat menyampaikan materinya, penuh guyonan tapi informasi yang disampaikannya tetap ter deliver dengan baik.

Secara keseluruhan, Pak Wikan mengajak kita untuk tidak menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja. “Jangan menjadi mahasiswa kupu-kupu! Faktanya, pemimpin yang dulunya aktifis adalah pelaku the power of kepepet.”

Faktanya, IPK hanya akan mengantar kita melewati proses administrratif awal, hanya melewati pintu pertama dari lapisan pintu selanjutnya di dunia kerja kelak. Sesuai slide yang ditampilkan Pak Wikan, hal yang dibutuhkan untuk menjasi “orang” sukses dan diperhitungkan di dunia kerja adalah:

  1. Communication skill
  2. Self Management
  3. Presentation skill/gesture Ă  how to sell your idea
  4. .. 6, 7, 8, 9. IPK

So, menurut Pak Wikan, IPK penting, jangan sampai masuk NASAKOM (nilai satu koma) tapi IPK ada di urutan ke 9 dari syarat mejadi orang yang diperhitungkan di dunia kerja. Ke sembilan J

Lalu, Pak Wikan juga memberikan saran / alternatif pengembangan diri yang bisa kita lakukan selama menjadi mahasiswa, bahkan mulai dari sekarang. Diantaranya adalah : Berorganisasi sesuai minat dan bakat, berwirausaha, go internasional, dan magang (di vokasi wajib). Magang sendiri memiliki banyak manfaat, yaitu :

  1. Sebagai investasi masa depan
  2. Membentuk attitude
  3. Networking
  4. Memper’kaya’ CV (CV harus di refresh setiap semester, itu menunjukkan bahwa kita berkembang)
  5. Sebagai gambaran awal karier

 

Passion harus jelas, tidak mungkin semua terwujud secara ideal. We have to know what we want and what we can do. Passion akan melahirkan cinta, rasa senang yang tak bersyarat, sehingga apapun itu yang dilandasi passion dan kemauan keras, pasti akan berjalan dengan baik, walau tidak akan luput dari tantangan. Satu lagi. We have to be loyal, do what you really want, jadi jangan jadi kutu loncat J lebih baik menetap dan bersinar terang di ‘situ’.

 

Ya, itu semua materi dari Pak Wikan, over all, Pak Wikan disini mengajak kita untuk menjadi Mahasiswa +++ yang berani untuk berkarya, bisa melalui magang atau berwirausaha, yang jelas, kita diajak untuk tidak menyianyiakan masa-masa produktif kita sebagai mahasiswa.

 

Mas Fraga

Pada sesinya, Mas Fraga menjelaskan lebih dari sudut pandang keagamaan, so I didn’t really got it. Tapi ada hal –hal menarik yang saya rasa patut di ingat dari sesi Mas Fraga, yaitu:

  1. Mahasiswa harus bisa multitasking, membagi tanggung jawab adalah kemampuan yang tidak mudah dikuasai namun penerapannya akan selalu dipakai di dunia kerja.
  2. Apa tujuan hidupmu? Apakah hikmah yang bisa diambil? Bagaimana menjadi mahasiswa, anak, teman, seorang pribadi yang bisa berada di koridor yang tepat? Ă  terpusat pada tujuan utama hidup, untuk beribadah, menjadi bermanfaat bagi orang lain. So, what do you commit to?
  3. Time management! Ikut organisasi! Optimis! Kita bisa, bisa, dan bisa! Yakinlah!

 

Mas Fraga juga memberikan sebuah kalimat yang menggugah semangat kami.

“Atur waktu seminimal mungkin untuk hasil yang maksimal à efektif dan efisien”

“Untuk mendapat IP maksimal, pelajari apa maunya dosen :3”

“Tentukan prioritas, pegang prinsip!”

 

 

Termin 2

 

Mas Satria

Di sesinya, mas Satria memberikan pengertian tambahan bagi saya tentang korelasi kegiatan akademik dan organisasi. “Akademik adalah amanah dari orang tua, sedangkan ‘organisasi’ adalah panggilan jiwa atau karakter. Keduanya saling menguatkan dan saling membutuhkan.”

 

“Ketika di luar kelas lebih baik dibanding di dalam kelas, maka keluarlah, begitupun sebaliknya. Ketika di dalam kelas lebih baik dibanding di luar kelas, maka masuklah.”

 

Untuk membentuk keseimbangan antara akademik dan organisasi, berikut beberapa tips dari mas Satria:

  1. Selesaikan kewajiban akademikmu secepat mungkin dan semaksimal mungkin!
  2. Gunakan semester 1 untuk mengenal dan mempelaari aktifitas mahasiswa dan kulturnya, agar kita bisa beradaptasi dengan baik kedepannya.
  3. Pilih dan jalani organisasi yang benar-benar kamu inginkan.Pasang target. Misalnya, di semester 3 atau 4, kamu akan didatangi karena kamu dibutuhkan di sebuah organisasi itu.
  4. Selalu siapkan diri menghadapi konsekwensi dari keputusan yang kita buat!

 

Kelebihan dari Mahasiswa +++ yang mau ber’akademik’ dan berorganisasi secara maksimal adalah:

  1. Membentuk karakter untuk saling menghargai antar manusia dan makhluk hidup lain.
  2. Apa yang dipelajari di dalam kelas menjadi patokan di luar kelas.
  3. Apa yang didapat dari luar kelas menjadi bahan diskusi di kelas.

 

Selanjutnya, Mas Satria mengalhiri sesinya yang cukup panjang dengan beberapa quotes, yang belumm sempat saya catat, kira-kira seperti ini:

“Siapa yang punya value dalam hidup, baginya setiap tantangan yang lair karena keputusan dalam pilihan hidup adalah kehormatan hidupnya”

“Sepenuh hati, sekuat ideologi, janji teologi”

 

Mas Rehan

Secara keseluruhan, dibalik oenampilan nya yang ala-ala bad boy, Mas Rehan mengajak kita untuk berani bertindak, berani membuat keputusan (walau karena kepepet sekalipun) dengan tujuan yang bermanfaat. Mas Rehan menceritakan kenyataan bisnisnya yang harus melewati rintangan, cobaan, bahkan kegagalan, namun dia tidak pernah lelah untuk tetap bangun kembali. Begini kata-kata Mas Rehan yang sangat mengena :

“Jika kalian jatuh, BANGUNLAH. Gagal itu WAJAR. Menyerah itu JANGAN”

“Beranilah bermimpi”, “Habiskan jatah susahmu, berani ngoyo!”, “Hemat, cermat melihat peluang”, “Curahkan apa yang kamu miliki untuk orang lain”, “Proaktif, kontributif, dan kooperatiflah!”

 

Mas Khoir

Mas Khoir adalah seorang yang begitu inovatif. Begini alur menuju sukse versi Mas Khoir:

  1. Berorganisasi
  2. Berkompetisi nasioal (melatih kerja sama, mengasah inovasi, mengasah mutu diri)
  3. Kerja Praktek

 

Seorang yang sukses di kompetisi nasional adalah dia yang memiliki team yang baik dan kompeten. Team itu mencakup : A competent person, a good poster designer, a good presenter”

 

 

Kunci sukses dari kita secara internal adalah:

  1. Inovatif
  2. Dapat menyelesaikan masalah
  3. Mandiri

 

“We have to think in different side”

“Look at the power of innovation”

 

Itu lah review tersingkat yang bisa saya tulis dari ke enam narasumber yang luar biasa di seinar Mahasiswa +++. Semoga dapat dibaca tanpa meyakiti mata anda

Leave a Reply

Your email address will not be published.